
Pengasih, 10 Juli 2025 — Komitmen Kalurahan Pengasih untuk membangun budaya literasi terus ditunjukkan melalui berbagai langkah. Salah satunya diwujudkan dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengurus Perpustakaan yang diselenggarakan pada Kamis, 10 Juli 2025, di Ruang Timur Balai Kalurahan Pengasih. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Eka Wardhani Suprihatin, S.IP., M.A., dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulon Progo serta diikuti oleh pengurus Perpustakaan “Gema Asih”, Lurah Pengasih, pamong dan staf kalurahan, serta perwakilan Paguyuban Pendidik PAUD Pengasih (P4).
Acara dimulai pukul 10.00 WIB dengan pembukaan dan sambutan dari Haryana, S.Pd., selaku Lurah Pengasih. Dalam sambutannya, disampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam pengelolaan perpustakaan, termasuk dukungan dari P4 yang akan turut mendampingi berbagai kegiatan literasi ke depan. Pemerintah berharap keberadaan perpustakaan dapat terus dikembangkan sebagai ruang yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Sesi inti diisi dengan pemaparan materi oleh narasumber mengenai strategi pengelolaan perpustakaan di tingkat desa. Tiga pendekatan utama menjadi sorotan, yaitu peningkatan layanan informasi, pelibatan masyarakat dalam kegiatan literasi, serta advokasi agar perpustakaan mendapat perhatian dan dukungan berkelanjutan.
Peserta juga diajak untuk memahami aspek-aspek teknis dalam manajemen perpustakaan, seperti pengembangan koleksi yang kontekstual, proses katalogisasi dan klasifikasi, peningkatan layanan sirkulasi, perawatan koleksi, serta penerapan teknologi informasi dalam menunjang pelayanan yang modern. Semua elemen ini saling berkaitan dan membentuk fondasi penting dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan yang profesional dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Selain pendekatan teknis, narasumber juga memperkenalkan konsep Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang menempatkan perpustakaan sebagai ruang yang terbuka, memberdayakan, dan berpihak pada semua kelompok masyarakat. Melalui prinsip keterlibatan dan kesetaraan akses, perpustakaan didorong untuk menjadi tempat tumbuhnya interaksi sosial yang sehat dan pembelajaran lintas generasi.
Salah satu sesi yang paling dinamis terjadi saat diskusi berlangsung. Di antara berbagai topik yang dibahas, perhatian besar tertuju pada upaya peningkatan minat baca di kalangan remaja. Salah satu ide yang mengemuka adalah pelaksanaan tantangan membaca yang dilakukan secara rutin setiap bulan. Program ini dirancang agar remaja didorong untuk membaca satu buku setiap bulan, lalu menyampaikan kembali isi bacaan tersebut melalui media tulisan atau video pendek secara lisan.
Menariknya, program ini tidak bersifat statis, melainkan bertahap. Jika program sudah berjalan dan menunjukkan keberhasilan, maka target akan ditingkatkan secara bertahap menjadi satu buku dalam dua minggu, kemudian satu buku per minggu, sesuai dengan kemampuan dan antusiasme peserta. Di akhir periode tertentu, peserta yang menunjukkan komitmen dan kualitas dalam menyampaikan bacaan akan diberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi.
Usulan ini dipandang sebagai langkah inovatif dan strategis dalam menumbuhkan budaya membaca sekaligus mengembangkan keterampilan literasi dan komunikasi remaja. Perpustakaan pun tidak lagi sekadar tempat meminjam buku, tetapi menjadi arena pembelajaran yang hidup dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Kegiatan pelatihan ditutup menjelang siang hari setelah secara bersama-sama mengunjungi ruang perpustakaan. Para peserta pulang dengan semangat baru dan bekal pengetahuan yang memperkuat tekad bersama untuk menghidupkan Perpustakaan “Gema Asih” sebagai pusat aktivitas literasi yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan di Kalurahan Pengasih.[stfc]